Virtualisasi adalah proses menciptakan versi virtual dari suatu perangkat atau sumber daya, seperti server, sistem operasi, perangkat penyimpanan, atau jaringan. Dengan teknologi ini, Anda dapat menjalankan beberapa sistem operasi atau aplikasi dalam satu perangkat keras fisik tanpa harus menggunakan perangkat tambahan.
Virtualisasi membantu perusahaan mengurangi kebutuhan perangkat keras mahal. Beberapa sistem bisa berjalan di satu perangkat, sehingga biaya pembelian, perawatan, listrik, dan pendinginan jadi lebih hemat.
Dengan virtualisasi, sumber daya IT bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Perusahaan jadi bisa memakai infrastruktur yang ada secara maksimal tanpa hambatan. Selain itu, sistem virtual lebih mudah dan cepat dikelola lewat satu platform pusat.
Di lingkungan virtual, setiap aplikasi atau sistem bisa dipisahkan satu sama lain. Ini mengurangi risiko penyebaran ancaman jika ada masalah keamanan. Virtualisasi juga memudahkan backup dan pemulihan data, jadi data penting tetap aman saat terjadi gangguan.
Virtualisasi memudahkan perusahaan menyesuaikan kapasitas sumber daya sesuai pertumbuhan bisnis. Misalnya, Anda bisa menambah server virtual tanpa beli perangkat baru, sehingga bisnis lebih cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan.
Windows Server (contoh: Windows Server 2019, Windows Server 2022)
Distribusi Linux Server (contoh: Ubuntu Server, CentOS, Red Hat Enterprise Linux, Debian)
Unix-based Server Systems (contoh: FreeBSD, OpenBSD)
Web server (contoh: Apache HTTP Server, Nginx, Microsoft IIS)
Platform CMS (contoh: WordPress, Joomla, Drupal)
Aplikasi e-commerce (contoh: Magento, OpenCart, WooCommerce)
Database relasional (contoh: MySQL, PostgreSQL, Microsoft SQL Server, Oracle Database)
Database non-relasional (contoh: MongoDB, Cassandra, Redis)
Data warehouse (contoh: Snowflake, Amazon Redshift)
Router virtual adalah perangkat lunak yang meniru fungsi router fisik.
Contohnya adalah Cisco CSR 1000v dan MikroTik CHR. Router virtual ini mendukung routing, VPN, NAT, dan fungsi lainnya untuk kebutuhan jaringan skala kecil hingga besar.
Switch virtual memungkinkan pengelolaan jaringan internal di dalam server virtual.
Contoh platform yang mendukung switch virtual adalah VMware vSwitch, Microsoft Hyper-V Virtual Switch, dan Open vSwitch.
Firewall virtual, seperti Palo Alto VM-Series atau Fortinet FortiGate VM, digunakan untuk melindungi jaringan virtual dari ancaman siber dengan menyediakan keamanan tingkat lanjut seperti inspeksi lalu lintas data
VPN Gateway seperti OpenVPN Access Server atau Cisco ASAv memungkinkan konektivitas aman untuk pengguna jarak jauh.
Partisi virtual untuk menyimpan berbagai jenis file.
Simulasi hard disk fisik di dalam lingkungan virtual.
Penggunaan disk image (seperti .vmdk, .vhd) untuk mendukung kebutuhan operasional.
Penyimpanan berbasis cloud seperti Google Drive, Microsoft OneDrive, atau Amazon S3.
Pengelolaan data secara terpusat dengan akses fleksibel melalui internet.
Pengaturan izin berbagi file dan integrasi dengan berbagai aplikasi.
Solusi penyimpanan khusus untuk cadangan data.
Penyimpanan berbasis lokal maupun cloud untuk memitigasi risiko kehilangan data.
Implementasi sistem backup otomatis yang terjadwal.
Windows (Windows 10, Windows 11, dll.)
Linux (Ubuntu, Fedora, CentOS, dll.)
MacOS (dalam lingkungan tertentu)
Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint, dll.)
Software desain grafis seperti Adobe Photoshop, Illustrator, CorelDRAW
Software pengedit video seperti Adobe Premiere Pro, Final Cut Pro
Aplikasi pengelolaan proyek seperti Trello, Asana, atau Microsoft Project
Kustomisasi tema desktop
Shortcut aplikasi tertentu sesuai kebutuhan pengguna
Preferensi jaringan (VPN, WiFi virtual, dll.)
Pengaturan keamanan seperti akses berbasis login individu